Marbot Masjid Linwood Salandia Baru Tak Gentar Lawan Teroris Penembak Jamaah

Sabtu, 16 Maret 2019 - 10:17 WIB
Marbot Masjid Linwood Salandia Baru Tak Gentar Lawan Teroris Penembak Jamaah
Polisi Selandia Baru siaga di sekitar lokasi penembakan di sebuah masjid di Masjid Linwood di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019). Foto/REUTERS
A A A
CHRISTCHURCH - Seorang Marbot Masjid Linwood di Christchurch, Selandia Baru, dipuji sebagai pahlawan. Di berduel dengan teroris yang menembaki jamaah salat.

Pemuda yang beraksi dengan tangan kosong itu berhasil merebut senjata pelaku dan nyaris menangkapnya. Seorang korban selamat, Syed Mazharuddin, menceritakan aksi heroik marbot muda itu ketika mempertaruhkan nyawanya untuk mencoba menangkap pria bersenjata.

Mazharuddin mengatakan kepada New Zelanad Herald bahwa dia sedang salat bersama sekitar 60 hingga 70 orang di Masjid Linwood ketika dia mendengar suara tembakan.

Orang-orang mulai berteriak. Dia sendiri berusaha berlindung ketika penyerang bersenjata datang melalui pintu masuk.

"Di sekitar pintu masuk ada orang-orang tua yang duduk di sana berdoa dan dia mulai menembaki mereka," katanya, Sabtu (16/3/2019).

Mazharuddin mengatakan pria bersenjata itu mengenakan pelindung tubuh dan menembak tanpa pandang bulu. "Ada seorang wanita yang berteriak 'tolong, tolong' dan dia menembak tepat di wajahnya," katanya.

"Pada saat itu, ada seorang pria muda yang biasanya merawat masjid dan membantu parkir dan hal-hal lain, jadi (pria itu) melihat peluang dan dia menerkam ke arahnya dan merebut senjatanya," papar Mazharuddin.

"Pahlawan itu berusaha mengejar dan dia tidak dapat menemukan pelatuk di senjata itu...dia (marbot) berlari di belakangnya tetapi ada orang yang menunggu pelaku di mobil dan dia (pelaku) melarikan diri."

Mazharuddin mengatakan salah satu temannya telah meninggal di tempat kejadian dan yang lain berdarah saat dia mencoba menghubungi layanan darurat.

Saksi mata kedua, Faisal Sayed, juga mengaku melihat aksi heroik pekerja masjid tersebut.

Mr Sayed, yang telah tinggal di Selandia Baru selama lebih dari 10 tahun, mengatakan kepada penyiar NDTV bahwa ia telah menyaksikan pria itu merayap di belakang penembak dan menahannya sampai senjatanya jatuh.

"Jika itu tidak terjadi, banyak lagi yang akan mati dan saya tidak akan berada di sini sekarang," katanya.

"Saya angkat topi untuk pria itu. Saya pasti akan mencoba dan mencarinya," paparnya.

Dia menambahkan bahwa salah satu temannya meninggal karena luka-lukanya dan yang lain masih di rumah sakit.

Ada empat tersangka dalam serangan di Masjid Al-Noor dan Masjid Linwood di Christchurch, Selandia Baru, kemarin. Serangan yang berlangsung saat salat Jumat itu menewaskan 49 orang.

Tersangka utama dalam penembakan brutal itu adalah Brenton Harrison Tarrant, 28, pria Australia. Tarrant yang memiliki lima senjata itu telah dibawa ke pengadilan hari ini.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8279 seconds (0.1#10.140)