Diskusi Kebangsaan: Indonesia dan Pancasila Rumah Kita

Senin, 25 Maret 2019 - 14:14 WIB
Diskusi Kebangsaan: Indonesia dan Pancasila Rumah Kita
Aliansi Anak Bangsa untuk Indonesia, menginisiasi diskusi kebangsaan yang bertajuk Pancasila Rumah Kita. Foto/Ist.
A A A
JAKARTA - Diskusi kebangsaan diinisiasi oleh Aliansi Anak Bangsa untuk Indonesia, membahas Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sejumlah tokoh turut hadir di acara ini.

Dalam diskusi yang bertajuk Pancasila Rumah Kita ini, menjadi kegiatan awal sebelum digelarnya acara Doa dan Ikrar Anak Bangsa yang akan dilakukan oleh berbagai elemen anak bangsa pada 31 Maret 2019 di Tugu Proklamasi.

Dalam diskusi yang dihadiri oleh berbagai tokoh publik di antaranya, Uung Sendana, Irvan Hutasoit, Erros Djarot, Romo Benny Susetyo, HS Dilon, Mahfud MD, Romo Frans Magnis Suseno, dan Jaya Suprana ditemukan sebuah titik temu, bahwa Indonesia adalah rumah kita.

Pilpres yang terjadi, adalah sebuah event berkala lima tahunan yang berfungsi sebagai mekanisme memilih pemimpin bersama. Saat ini situasi perpecahan yang terjadi, adalah sebuah hasil dari kegagalan bangsa ini untuk pembangunan karakter dan nilai kebangsaan sejak kemerdekaan.

"Indonesia terlihat gagal menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, hal ini yang kemudian menjadi sumber dari kebencian dan perpecahan yang dipercikan melalui cara cara kebohongan dan propaganda" ujar HS Dilon, seorang budayawan.

Jaya Suprana mengamini pendapat tersebut. "Bahkan keadlian hadir bukan hanya untuk sebagian, melainkan sebagian kecil dari seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Pada kesempatan ini pula, Romo Benny mengajak kita semua sadar dan mawas diri, "Kita mengajak dan ingin membangunkan seluruh masyarakat yang sekarang masih tidur, yang masih waras, ayo kita kembalikan pilpres ini menjadi ajang adu visi dan program. Kita memilih pemimpin karena visi dan programnya, bukan tentang apa agama dan siapa keluarganya," tegasnya.

"Indonesia sejatinya sudah sejak dari dulu merupakan negara dengan banyak budaya dan agama, bahkan tahun 1928, para pendahulu kita secara sadar, mengesampingkan hal itu semua untuk mencapai agenda yang lebih besar, yaitu kemerdekaan Indonesia," ungkap Erros Djarot.

"Para pejuang telah berkorban jiwa dan raga mereka untuk merebut kemerdekaan ini. Perbedaan yang bagai mutiara, hendaknya kita jaga dalam Indonesia ini. Indonesia terlalu besar hanya untuk kita semua, mari kita jaga bersama," tutup Ngatawi Al Zastrouw sebagai inisiator acara.

Kegiatan ini akan masuk ke dalam kegiatan puncak pada tanggal 31 Maret 2019 di Tugu Proklamasi. Para tokoh bangsa mengundang masyarakat untuk ikut dalam Ikrar dan Doa bersama untuk menjaga keutuhan Indonesia.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.4402 seconds (0.1#10.140)