Hutan di Jawa Timur Memiliki Nilai Ekonomis Tinggi

Selasa, 26 Maret 2019 - 17:25 WIB
Hutan di Jawa Timur Memiliki Nilai Ekonomis Tinggi
Jalak putih dan berang-berang dilepas di Hutan R Soerjo untuk menambah habitat satwa.Foto/SINDONews/Aan Haryono
A A A
MOJOKERTO - Keberadaan hutan di Jawa Timur juga memiliki nilai ekonomis bagi warga. Sebanyak 541 hektar lahan hutan di Jawa Timur bisa dimanfaatkan oleh warga untuk menanam bawang.

Asisten II bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jatim Wahid Wahyudi menuturkan, jumlah lahan hutan di Indonesia mencapai 125 juta hektar. Hutan sendiri punya nilai ekonomi yang tinggi bagi masyarakat.

"Jadi masyarakat bisa memakai kawasan hutan untuk dikelola. Terutama lahan yang sedang ditanam lagi, ada fase 2-3 tahun pertama," ujar Wahid ketika Hari Bakti Rimbawan di Bumi Perkemahan Tahura Raden Soerjo, Kabupaten Mojokerto, Selasa (26/3/2019).

Ia melanjutkan, di Jatim ada 541 hektar yang dikelola untuk petani bawang. Pada April nanti 42 hektar siap untuk panen. Mereka bisa memaksimal potensi lahan hutan.

"Paling banyak bawang putih bibit. Karena kita masih kekurangan bibit bawang putih," ungkapnya.

Untuk mempertahankan habitat hutan, pihaknya juga melepas jalak putih dan berang-berang. Keduanya menambah koleksi Raden Soerjo. "Hutan di sini juga menjadi paru-paru buat kota-kota di Jatim," ungkapnya.

Pada kesempatan ini, PT Bumi Suksesindo (BSI) juga mendukung kegiatan Ikatan Rimbawan (IKARI) Jawa Timur untuk mengkampanyekan kepedulian lingkungan.

“Kami (BSI) turut mendukung kegiatan ini karena sejalan dengan komiten kami untuk turut berpartisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan dan konservasi hutan,” jelas Senior Manager External Affairs PT BSI, Sudarmono.

Kegiatan lingkungan seperti ini, menurut Sudarmono, merupakan bagian tidak terpisahkan dalam kegiatan operasional PT BSI. Bahkan, ada departemen khusus, Department Lingkungan, yang menangani program lingkungan perusahaan.

Selain melakukan kegiatan pemantauan lingkungan secara rutin, departmen tersebut juga bertugas untuk melakukan kegiatan reklamasi. “Tanggung jawab (lingkungan) menjadi salah satu pilar utama di area operasi kami di Tumpang Pitu, Banyuwangi,” tegas Sudarmono.

Departemen Lingkungan telah mengambil sebanyak 2.094 sampel lingkungan selama kuartal akhir 2018 untuk memenuhi persyaratan pengambilan sampel yang diatur oleh peraturan perundangan serta untuk keperluan pemantauan internal atas inisiatif perusahaan. Pada kuartal ini, BSI telah melakukan kegiatan rehabilitasi lahan seluas 15,1 hektar
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5498 seconds (0.1#10.140)