BSSN Sebut Ada 10 Sektor yang Rentan Serangan Siber

Rabu, 27 Maret 2019 - 07:06 WIB
BSSN Sebut Ada 10 Sektor yang Rentan Serangan Siber
BSSN Beberkan 10 Sektor yang Rentan Serangan Siber
A A A
JAKARTA - Badan Siber dan Sandi Negara atau mengungkapkan sedikitnya 10 sektor yang rentan terhadap serangan siber.

Sektor tersebut di antaranya sektor hukum; energi dan sumber daya mineral (SDM); transportasi; keuangan dan perbankan; kesehatan; teknologi informasi dan komunikasi; pertanian; pertahanan dan industri strategis; layanan darurat; dan sumber daya air.

BSSN pun berkomitmen untuk membantu membentengi sektor ini dari serangan siber. “Mengapa sektor ini rentan? Sebenarnya bukan rentan lagi, namun sudah masuk sangat krusial karena infrastruktur kritis suatu negara sudah sangat digitalisasi. Dan itu membuka lubang untuk membuka jaringan untuk dimasuki,” kata Plt Deputi Bidang Proteksi BSSN Agung Nugraha saat konferensi pers, kemarin.

Agung mengatakan bahwa kini Indonesia membutuhkan keamanan siber tingkat tinggi. Bahkan, negara kuat sekalipun juga bisa terkena serangan siber. “Kepada stakeholder, operator kami melakukan security awareness campaign dan peningkatan upaya cyber security itu sendiri dari berbagai macam pihak. Ke depan, tren ini akan tinggi. Kita bayangkan Singapura saja yang keamanan tinggi terkena databridge tahun lalu,” ujarnya.

Di awal tahun 2019, kata Agung, pihaknya telah mencatat ada 220 juta lebih serangan siber di Indonesia. Termasuk di dalamnya yang menyerang lembaga pemerintahan. “Melalui CIIP-ID ini kami mengajak bergerak, karena serangan siber akan mudah merajalela. Ini menyangkut keselamatan orang banyak. Untung saja belum ada yang bersifat masif dan melumpuhkan. Maka dari itu, butuh tanggung jawab yang menjaga itu semua secara kolaboratif dengan memanfaatkan sumber daya stakeholder kira,” ungkapnya.

Lewat forum ini, jelas Agung, perwakilan sektor swasta dan pemerintah dapat berbagi pengalaman tentang keamanan siber pada infrastruktur kritis nasional. “Ini menjadi isu pembahasan krusial dan signifikan. Infrastruktur kritis semua negara sudah terdigitalisasi, maka terbuka peluang kerentanan jaringan yang terkoneksi. Misal bank yang terhubung dengan listrik dan telekomunikasi,” paparnya.

Direktur Utama PT Xynexis International Eva Noor mengungkapkan bahwa pihaknya akan membantu BSSN untuk memberikan awarness kepada beberapa sektor rentan serangan siber. Apalagi, BSSN tidak hanya bisa mengandalkan pemerintah saja. BSSN, ujarnya, membutuhkan bantuan dari pemangku kepentingan lain untuk bisa bekerja sama membantu menyukseskan sistem tersebut.

“Forum ini akan memberikan kesempatan kepada sektor yang dirangkul untuk menyampaikan aspirasinya terkait keamanan siber Indonesia. Setiap stakeholderakan diperhitungkan opininya,” paparnya. Bentuk acara ini nanti berupa sharing informasi dan knowledge. Di mana dalam forum ini akan ada kesepakatan keperdulian terhadap cyber security.

Sehingga, diharapkan keamanan siber di Indonesia akan lebih aman secara kompleks saat sistem CIIP-ID ini rampung. “Dengan adanya BSSN akan lebih baik lagi karena sudah ada tempat bernaung dengan adanya support security,” tandasnya
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0990 seconds (0.1#10.140)