Separatis Papua Ancam Lakukan Serangan Lebih Banyak

Kamis, 28 Maret 2019 - 14:11 WIB
Separatis Papua Ancam Lakukan Serangan Lebih Banyak
Para anggota kelompok separatis Papua Barat. Foto/Radio New Zealand
A A A
JAKARTA - Kelompok separatis Papua Barat memberi ancaman akan melakukan serangan lebih banyak di jalan-jalan trans-Papua di wilayah Nduga.

Dalam ancamannya melalui video, kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) meledek Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tidak mampu menemukan mereka di wilayah pegunungan.

Jalan-jalan trans-Papua merupakan proyek pembangunan utama pemerintah Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Mengutip laporan AP, Kamis (28/3/2019), video ancaman tersebut menunjukkan sekitar 40 orang dari kelompok separatis, yang beberapa di antaranya membawa senapan serbu militer Indonesia.

Dalam video itu, seorang pria yang berdiri di sebelah komandan pasukan TPNPB membacakan pernyataan yang meledek militer Indonesia karena tidak mampu para anggota TPNPB meskipun mereka berada di daerah pegunungan yang sama.

Pasukan militer Indonesia telah dikerahkan ke Nduga sejak serangan kelompok separatis tersebut menewaskan 19 orang yang bekerja di jalan raya trans-Papua pada bulan Desember lalu.

Sementara itu, United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) mendesak semua orang Papua di Indonesia untuk memboikot pemilihan umum (pemilu) 17 April mendatang. Desakan itu disampaikan Ketua ULMWP, Benny Wenda, yang saat ini berada di Inggris.

Benny Wenda mengatakan orang Papua tidak menginginkan penguasa kolonial Indonesia yang baru. Sebaliknya, mereka menginginkan "kemerdekaan".

“Pemilihan ini bukan untuk rakyat Papua, itu untuk Indonesia. Saya menyerukan kepada semua orang saya, baik kaya atau miskin, pegawai negeri sipil atau pekerja, militer atau sipil, dari desa atau kota, untuk memboikot pemilu Indonesia secara damai pada 17 April," seru Benny Wenda, seperti dikutip Asia Pacific Report.

Pemilu 17 April mendatang digelar untuk memilih presiden dan wakilnya serta para anggota DPR. Kandidat presiden petahana Jokowi bersama pasangannya Ma'ruf Amin akan bersaing dengan kandidat presiden Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Sandiaga Uno.

"Kami menghormati hak Indonesia untuk mengadakan pemilihan di wilayahnya sendiri, tetapi kami akan menentang pemilihan kolonial ketika itu dipaksakan pada kami," kata Benny Wenda

"Kami telah mencoba berpartisipasi dalam pemilihan tuan kolonial sebelumnya, tetapi kami masih terbunuh, disiksa dan didiskriminasi setiap hari," lanjut dia.

Pemerintah Indonesia menegaskan Papua adalah bagian dari Republik Indonesia dan warga Papua adalah peserta dalam sistem demokrasi di Indonesia.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8823 seconds (0.1#10.140)