Ini Cara Politisi PKS Yusuf Dardiri atasi Harga Gabah Anjlok di Ngawi

Selasa, 02 April 2019 - 11:09 WIB
Ini Cara Politisi PKS Yusuf Dardiri atasi Harga Gabah Anjlok di Ngawi
Jelang bulan Ramadhan, harga beli gabah di Kabupaten Ngawi Jawa Timur mengalami penurunan. Tokoh masyarakat asli Ngawi, Yusuf Dardiri (kanan). Foto Ist.
A A A
NGAWI - Jelang bulan puasa, harga beli gabah di Kabupaten Ngawi mengalami penurunan. Menurut Sunarko (38) harga gabah saat ini turun hingga kisaran Rp3.000 - Rp3.500 per kilo.

"Harusnya harga pasar berkisar antara Rp3.700 - Rp4.000 per kilo," lanjutnya. Demikian penuturan petani tersebut di sela kegiatan panen padi di Desa Katikan, Kecamatan Kedung Halang, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Selasa (1/4/2019).

Akibat penurunan harga gabah tersebut, para petani menderita kerugian, karena biaya operasional lebih besar dari pada pendapatan dari penjualan gabah.

Keluhan para petani menjadi perhatian tokoh masyarakat asli Ngawi, Yusuf Dardiri. Langkah nyata yang dilakukan Caleg DPR-RI Dapil Jatim 7 No urut 2 dari PKS yakni dengan membeli gabah dengan harga Rp4.600 per kilo.

"Saya beli 4 ton dari para petani. Hal ini saya lakukan sebagai bentuk perlindungan bagi petani agar tidak merugi pada panen kali ini," kata Politisi PKS ini.

Bagi pria yang pernah menjadi anggota legislatif Kota Bogor dua periode ini, hal tersebut merupakan langkah awal dalam perjuangannya untuk membantu memakmurkan kehidupan para petani.

Berbekal ilmu dan pengalaman yang diperoleh saat kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB), ayah tiga anak ini akan mengembangkan program untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi gabah setiap panennya.

"Setelah membeli gabah langsung dari petani, langkah berikutnya ialah saya akan mendatangkan para ahli untuk menjadi mentor untuk melatih para petani," tuturnya.

Para ahli pertanian sengaja didatangkan untuk diajak bekerja sama mengembangkan rencana pendirian Sekolah Petani (SP). Ke depannya, sekolah ini diharapkan dapat diikuti oleh seluruh petani di wilayah Ngawi dan sekitarnya untuk meningkatkan pengetahuan di bidang pertanian khususnya petani padi.

Pria asli kelahiran Ngawi ini menjelaskan tentang semua program yang ada di Sekolah Petani. Beberapa target pembinaan diantaranya pembangunan mesin giling modern yang lebih efisien, menghasilkan produktifitas yang tinggi dan harga terjangkau di setiap desa, peningkatan produktifitas hasil panen, penyediaan pupuk dan benih bersubsidi, penyerapan panen padi petani binaan.

Serta membuka lapangan kerja bagi warga desa dengan upah diatas UMR dan menjaga kestabilan harga beras.

Pengurus Pusat PPNSI (Persatuan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia) ini memiliki harapan besar. "Saya berharap, Sekolah Petani ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Inilah yang akan saya perjuangkan," pungkasnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5860 seconds (0.1#10.140)