Ekonomi Pancasila Perlu Diperkenalkan Pada Generasi Milenial

Kamis, 11 April 2019 - 21:15 WIB
Ekonomi Pancasila Perlu Diperkenalkan Pada Generasi Milenial
Ekonomi Pancasila Perlu Diperkenalkan Pada Generasi Milenial
A A A
SURABAYA - Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menyatakan, ekonomi Pancasila sangat perlu untuk diperkenalkan kepada para generasi milenial saat ini.

Karena, melalui konsep tersebut diharapkan agar mereka memahami dan membangun makna ideologi Pancasila sesungguhnya.

Hal tersebut disampaikannya saat mengikuti Diskusi Kelompok Terarah Sistem Ekonomi Pancasila dalam Praktik yang diselenggarakan di ruang Rapat Utama Bappeda. Jatim, Jalan Pahlawan Surabaya, Kamis (11/4/2019).

Menurut Emil, para generasi milenial dinilai paling lambat masuk ke dunia kerja. Karena banyak dari mereka yang menganggap bahwa dirinya tidak percaya diri kalau mampu menjadi pengusaha yang struggle.

“Sekarang kita lihat seorang pengusaha di sektor pertanian, atau peternak. Itu bukan gambaran generasi milenial yang sekolah di SMA, SMK, dan bahkan di bangku kuliah,” ujarnya.

Bahkan, lanjut dia, minat generasi milenial pada bidang kewirausahaan juga dinilai rendah. Dan hampir 70 persen tingkat pengangguran terbuka disumbang dari umur generasi milenial. “Karena itu, sistem ekonomi Pancasila kita titipkan pada perspektif generasi milenial. Apakah kita membangun lagi konsep keberadaan ekonomi Pancasila dari kacamata milenial ?," katanya.

Masih menurut Emil, pembahasan terhadap sistem ekonomi Pancasila bisa dilihat pada momen pengambilan keputusan, baik pada sisi pemerintah atau masyarakat sipil yang mempunyai peranan penting dalam memberikan opini terhadap sebuah kebijakan.

“Apakah kita sudah paham mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari ? Ini yang menjadi perhatian pemerintah. Bisa dikatakan Jatim menjadi laboratorium untuk melihat bagaimana ekonomi Pancasila diterapkan,” imbuhnya.

Sementara itu, mantan Gubernur Jatim Soekarwo yang ikut hadir dalam diskusi ini mengatakan, kebijakan pembangunan dan pengentasan kemiskinan di Indonesia harus melibatkan masyarakat miskin dan terpinggirkan.

“Negara (pemerintah) harus mampu mendengarkan aspirasi masyarakat agar masyarakat terlibat aktif dalam berbagai program pembangunan dan pengentasan kemiskinan,” katanya.

Menurut Soekarwo, program pembangunan akan efektif jika masyarakat terlibat aktif di dalamnya. Orang miskin itu, kata dia, perlu kita dengar. Untuk itu kata kuncinya adalah pemberdayaan, bukan charity. Dia juga mengingatkan tugas pemerintah mewujudkan keadilan sosial. Untuk itu, masyarakat harus aktif dalam program-program yang ada.

"Masyarakat harus kita dengar, baru kemudian kita bisa melakukan pemberdayaan yang tujuannya mendorong masyarakat semakin produktif," ujarnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9938 seconds (0.1#10.140)