The Kresekman, Superhero Sampah Plastik dari Bumi Bung Karno

Sabtu, 13 April 2019 - 09:45 WIB
The Kresekman, Superhero Sampah Plastik dari Bumi Bung Karno
The Kresekmen saat beraksi memungut sampah plastik di sungai Kota Blitar. Foto/SINDONews/Edi Purwanto
A A A
BLITAR - "Kresekman. Kresekman," teriak Hisjam Adiba Al Karim, 7, seusai berfoto dengan The Kresekman di dekat Sungai Balang, Kelurahan Klampok, Kota Blitar, Jumat (12/4).

Hisjam tampak gembira menyaksikan seorang pria yang berdandan ala pahlawan super. Pria itu mengenakan topeng merah dari tas kresek. Bajunya terbuat dari tas kresek hitam. Inilah dia The Kresekman.

Dia bukan pahlawan super buatan Marvell atau DC Comics, yang sudah tenar dan dikenal jutaan anak kecil sedunia. Kresekman lahir dari sebuah keprihatinan lingkungannya. Sawah, sungai, tanah lapang, seolah-olah semua adalah tempat sampah. Sampah plastik dibuang seenaknya ke dalam sungai.

Sungai Balang tempat Kresekman membasmi sampah plastik Jumat (12/4), adalah contoh kecil lingkungan tempat Kresekman lahir, tumbuh dan besar. "Kami lahir di daerah sini. Pada awalnya sungai ini jernih, tidak ada sampah karena sungai berhulu di mata air Balang. Jaraknya sekitar 1 km. Tapi setiap kita bersihkan, maka sampah kembali lagi," tutur Kresekman sebelum terjun ke dalam sungai dengan lebar sekitar 5 meter itu.

Meski jadi pahlawan super, sejatinya The Kresekman tidak sesuper Superman, atau Spiderman. Misal sebelum terjun ke sungai mengangkat sampah, Kresekman masih harus makan sekotak nasi. Setelah itu, dia menenggak segelas air putih. Dia juga butuh pasukan untuk mengangkut sampah-sampah yang hanyut di dalam sungai.

Ada setidaknya 50 pemuda dan pemudi. Mereka adalah anggota Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Blitar, anggota Nirwana Pala SMKN I Blitar, anggota komunitas seperti Bhirawa (bedah rumah), maupun anggota grup Facebook @infocegatanblitar. Momentum ini dimanfaatkan juga oleh KPU Kota Blitar untuk sosialisasi pemilih pemula.

"Kita tidak ingin menemukan foto bungkus mi instan berumur 19 tahun," kata Kresekman. Hanya dalam dua jam, sampah-sampah yang berada di dasar sungai berhasil diangkat. Hasilnya sesuai perkiraan.

Kalau diangkut bisa sampai satu pikap. Di situ ada celana bekas. Gagang obeng dari plastik. Tas kresek merah. Semua sampah yang diangkut nyaris tidak bisa didaur ulang. Inilah yang sejatinya melahirkan The Kresekman pada 2013, dan kemudian baru viral pada pameran Blitar Tempo Doeloe, 1-5 April 2019.

Menurut Lucky Tantra, sahabat karib The Kresekman, pada 2010-2013, kegiatan bersih-bersih sungai sudah sering dilakukan. Pada saat itu, komunitas pencinta alam di Kota Blitar masih relatif banyak. Tapi begitu sungai dibersihkan dari sampah plastik maupun sampah lainnya, sampahnya kembali lagi.

"Di sungai ini saja, dulu ada dua truk sampah pada 2013. Tapi bukannya berhenti tapi muncul lagi," kata alumni SMKN 1 Blitar jurusan elektronika ini

Komunitas pecinta lingkungan ini kembali berembug. Mereka mengatur strategi agar warga tidak membuang sampah ke dalam sungai. Akhirnya disepakati bahwa strategi harus diubah dengan menciptakan ikon dalam "membasmi" sampah plastik.

"Muncullah The Kresekman. Awalnya hanya dalam bentuk komik untuk menyindir orang yang membuang sampah ke sungai," tutur pria berumur 32 tahun yang akrab disapa Uky ini.

Setelah kesepakatan itu, Uky menggambar kartun The Kresekman. Bentuknya mirip The Kresekman yang sekarang sudah tenar di Bumi Bung Karno. Dia mengenakan topeng merah dari kresek warna merah. Bajunya menggunakan tas kresek hitam. Pada dada terdapat tulisan huruf K, bolak balik.

The Kresekman akhirnya booming pada saat pameran Blitar Tempo Doeloe di Alun-alun Kota Blitar. The Kresekman dan pasukannya berhasil memukau pengunjung pameran. Dia muncul 30 menit. The Kresekman memunguti sampah. Kemudian langsung masuk mobil. Tapi The Kresekman mendapatkan sambutan hangat di media sosial Blitar Raya.

Ada sejumlah akun yang langsung mengenakan kresek pada bagian kepala hanya untuk menyatakan dukungan kepada Kresekman. "Ada yang mengirimkan bibit pohon, dan capture foto mengenakan tas kresek. Sungguh membuat kami semakin bersemangat menjalankan visi memerangi sampah plastik," kata Uky.

The Kresekman mempunyai target agar anak-anak kecil memiliki idola pencinta lingkungan. Tujuannya agar anak cucu The Kresekman mendapatkan warisan lingkungan yang sehat bebas dari sampah plastik. "Kami berharap Kresekman bisa menjadi ikon dalam memerangi sampah plastik di Bumi Bung Karno," tuturnya.

Visi besar The Kresekman ini mendapat dukungan dari warga yang hadir dalam pembersihan sampah di Sungai Balang. Reni Ekawati, 28, warga Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, mengatakan, The Kresekman sangat menginspirasi warga di Blitar Raya.

"Kegiatan The Kresekman harus terus didukung. Kegiatannya sangat bagus untuk mendidik anak-anak kita," kata Reni ditemui seusai berfoto selfi dengan The Kresekman.

Heru Yunianto, warga Jalan Veteran, Kota Blitar menilai gerakan The Kresekman ini sangat kreatif di tengah-tengah budaya hedonis. "Anak-anak milenial harus mendukung The Kresekman. Ini sangat kreatif untuk mengampanyekan cinta lingkungan. Kalau terus dikampanyekan, The Kresekman bisa menjadi ikon pembasmi sampah plastik di Bumi Bung Karno," kata Heru.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.4007 seconds (0.1#10.140)