Massa di GBK Ful, TKN Optimistis Kemenangan Capres 01 Semakin Kuat

Sabtu, 13 April 2019 - 15:15 WIB
Massa di GBK Ful, TKN Optimistis Kemenangan Capres 01 Semakin Kuat
Massa pendukung paslon 01 Jokowi-Maruf Amin memutihkan Stadion Utama GBK, Sabtu (13/4/2019). Foto: SINDOnews/Rakhmatulloh A
A A A
JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin optimistis kemenangan pasangan capres nomor 01 semakin kuat. Salah satu indikasinya adalah membeludaknya masyarakat yang datang ke Konser Merah Putih 'Bareng Jokowi' di Gelora Bung Karno (GBK).

Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto menganggap kuatnya animo masyarakat untuk bergotong royong secara spontan dengan menghadiri Rapat Umum Rakyat, Konser Putih, di Gelora Bung Karno, membuat PDIP lebih memilih membaur bersama kegembiraan rakyat yang tumpah ruah di SUGBK, meluber ke sepanjang Semanggi hingga Bundaran HI.

"Stadion Utama GBK adalah podium rakyat. Kami lebih memilih kedepankan masyarakat umum dan relawan untuk mengisi GBK tersebut. Sedangkan PDIP bersama parpol KIK (Koalisi Indonesia Kerja) lebih memilih di luar," ujar Hasto, Sabtu (13/4/2019).

Sekjen DPP PDIP itu menilai, kegembiraan rakyat bersama Jokowi-KH Maruf Amin dengan akumulasi massa rakyat mencapai lebih dari 1,2 juta tersebut sebagai bukti bahwa politik hitam dan hoaks yang selama ini menyerang Jokowi-Ma'ruf dan PDIP dipatahkan oleh massa rakyat.

"Jokowi-KH Ma'ruf Amin sangat legitimate, menjadi representasi nurani rakyat. Karena itulah kami optimistis bahwa dari GBK ini kemenangan Paslon 01 semakin kuat. Demikian halnya PDIP sebagai pengusung utama paslon 01, berterima kasih atas kepercayaan rakyat. Sebab tidak ada satu kekuatanpun yang mampu mengalahkan politik kebenaran, politik putih," ucapnya.

Menurut dia, kuatnya massa rakyat yang menghadiri kampanye puncak Jokowi tersebut membuktikan apa yang disampaikan Bung Karno, bahwa dalam politik, betapa pun kuatnya musuh menghantam, senjata yang paling hebat adalah persatuan dengan rakyat.

Sementara bagi Paslon 02, Prabowo-Sandi, kata Hasto, politik adalah mobilisasi. Hal ini didukung kekuatan kekayaan pribadi buah politik difasilitasi. Berbeda dengan Jokowi yang menghadirkan politik silaturahmi, politik dari bawah, politik salaman, dan menyatu dengan kekuatan rakyat melalui blusukan.

"Ketika politik mobilisasi berhadapan dengan politik putih dan blusukan, maka rakyat hadir sebagai benteng kekuatan Jokowi," pungkasnya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6752 seconds (0.1#10.140)