WNI di Singapura Mencoblos meski Datang dengan Ambulans

Senin, 15 April 2019 - 08:47 WIB
WNI di Singapura Mencoblos meski Datang dengan Ambulans
Bigman Sirait, WNI yang memberikan suaranya dalam pemilu Indonesia di kompleks Kedutaan Indonesia di Singapura, Minggu (14/4/2019). Foto/Channel News Asia/Deborah Wong
A A A
SINGAPURA - Pendeta Kristen asal Jakarta, Bigman Sirait, datang ke Kedubes RI di Singapura untuk memberikan hak pilihnya dalam pemilu yang digelar hari Minggu.

Dia baru saja operasi jatung dan nekat datang untuk mencoblos meski harus datang dengan ambulans.

Dia mengatakan bahwa para dokter pada awalnya tidak ingin membiarkannya pergi. Namun, tim dokter membuat kompromi dengan para pejabat yang pada akhirnya mengizinkan Bigman naik ambulans untuk memilih presiden dan wakil presiden Indonesia periode 2019-2024.

"Saya mungkin sakit tetapi saya akan berjuang. Apa gunanya mengaku sebagai orang Indonesia jika saya tidak melakukan apa-apa hari ini. Jika saya tidak menggunakan hak saya untuk berdiri agar dapat dihitung, saya seorang pengecut," katanya.

Bigman adalah satu dari ribuan warga Indonesia yang antusias datang ke Kedutaan Indonesia di Singapura demi mencoblos. Para kandidat dalam pemilu presiden kali ini adalah capres petahana Joko Widodo (Jokowi) yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin dan rivalnya, Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Sandiaga Uno.

Pemilu yang juga memilih para legislator itu sebenarnya diadakan pada 17 April 2019. Namun, bagi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri mendapatkan kesempatan untuk memberikan suara mereka lebih awal, yakni 14 April.

Sekitar 450 warga Indonesia membantu proses pemungutan suara di kedutaan di Singapura. Pemandangan serupa juga terjadi di Kedutaan Indonesia di Vietnam, Malaysia dan Filipina.

Diana Kie, 31, pemilih yang berada di antrean kedua di kedutaan Indonesia di Singapura mengaku pencoblosan kemarin adalah keputusan besar bagi negara. Hal itulah yang memotivasi dirinya untuk datang lebih pagi.

Dia juga mendengar dari temannya di Melbourne, Australia bahwa antreannya “cukup gila”. "Kita semua memiliki harapan tentang bagaimana negara dan Pemerintah harus tumbuh...tetapi ada banyak politik yang terlibat," katanya kepada Channel News Asia yang dilansir Senin (15/4/2019).

Menurut Diana pemerintah Presiden Jokowi "berjalan baik", mengingat bahwa tidak mudah mengelola Indonesia. Ditanya faktor apa yang akan membantunya untuk memilih di antara kedua kandidat, dia berkata; "Integritas dan tanggung jawab".

Seorang pekerja rumah tangga (PRT) asal Indonesia, Rasam, 46, datang ke kedutaan pukul 06.20 pagi. Dia mengatakan pemilihan presiden sangat penting bagi negara. Dia datang dengan temannya, Siti Amirah, 42, dan mulai mengantre sejak pagi.

“Tindakan dan prestasi masa lalu (para kandidat) membantu saya memutuskan calon mana yang akan dipilih," katanya.

Di antara para pemilih ada juga mantan presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, yang istrinya saat ini dirawat di National University Hospital (NUH) karena kanker darah.

Yudhoyono mengatakan bahwa istrinya juga memilih dan memuji penyelenggaraan pemilu. "Ini adalah pengalaman baru bagi saya," katanya tentang pemungutan suara di Singapura.

"Saya senang karena ini dilakukan dengan baik. Saya bisa melihat bahwa penyelenggaraannya baik... Semangat masyarakat Indonesia sangat baik. Saya sangat senang sebagai mantan pemimpin sehingga mudah-mudahan itu akan membawa hal-hal baik bagi negara kami, " ujar Yudhoyono atau populer dengan sapaan SBY.

Koordinator media di kedutaan Indonesia Ratna Harjana sebelumnya berbagi informasi bahwa sekitar 60.000 orang Indonesia akan memberikan hak pilihnya di tempat pemungutan suara pada hari Minggu. Pintu-pintu tempat pemungutan suara ditutup pada pukul 18.00 sore.

Menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia, sebanyak 38.106 pemilih telah muncul pada akhir hari untuk memberikan suara mereka. Jumlah itu meningkat dari 22.266 pemilih yang telah muncul untuk pemilihan presiden tahun 2014. Hasil penghitungan suara akan diketahui pada 17 April 2019.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6844 seconds (0.1#10.140)