Gunung Agung Kembali Erupsi, Bandara Ngurah Rai Masih Normal

Minggu, 21 April 2019 - 19:31 WIB
Gunung Agung Kembali Erupsi, Bandara Ngurah Rai Masih Normal
Gunung Agung di Pulau Bali, kembali erupsi dengan tinggi kolom abu vulkani mencapai 3.000 meter. Foto/Ist.
A A A
JAKARTA - Gunung Agung di Kabupaten Karangasen, Provinsi Bali, kembali erupsi pada Minggu (21/4/2019) pukul 18.56 WITA. Tinggi kolom abu mencapai 3.000 meter.

Pos Pengamatan Gunung Agung melaporkan, kolom abu vulkanik yang keluar dari puncak gunung setinggi 6.142 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut, berwarna kelabu tebal, tertiup angin condong ke arah barat.

"Erupsi ini terekam di seismogram dengan durasi ± 1 menit 22 detik," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran tertulisnya, Minggu (21/4/2019).

Erupsi ini lebih besar dibandingkan erupsi yang terjadi pada Minggu (21/4/2019) tadi pagi pukul 03.21 WITA, dengan ketinggian kolom abu vulkanik mencapai 2.000 meter.

Diperkirakan hujan abu akan jatuh di sekitar Gunung Agung, khususnya di wilayah selatan hingga baratdaya sesuai citra satelit Himawari.

Erupsi disertai lontaran batu pijar di sekitar puncak Gunung Agung. Lontaran material letusan berupa abu vulkanik dan pasir mencapai 2.500-3.000 meter dari puncak ke segala arah. Suara letusan terdengar hingga Bangli dan Klungkung.

"Tidak ada korban jiwa. Masyarakat juga tidak perlu mengungsi. Status masih tetap Siaga (level III)," lanjut Sutopo.

BPBD di sekitar Gunung Agung, seperti BPBD Kabuapaten Karangasem, BPBD Klungkung, BPBD Bali, dan aparat lain telah menyiapkan masker yang akan dibagikan kepada masyarakat yang terdampak.

Hingga saat ini Bandara Internasional IGK Ngurah Rai masih normal. Tidak ada dampak dari erupsi terhadap aktivitas penerbangan. Aktivitas masyarakat juga tetap normal. Bali aman.

Gunung Agung Kembali Erupsi, Bandara Ngurah Rai Masih Normal


Rekomendasi PVMBG:
1. Masyarakat di sekitar G. Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak G. Agung. Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual/terbaru.

2. Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5404 seconds (0.1#10.140)