Khofifah Terus Mendorong Tumbuhnya Entrepreneur Muda di Jatim

Kamis, 25 April 2019 - 13:10 WIB
Khofifah Terus Mendorong Tumbuhnya Entrepreneur Muda di Jatim
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa mendorong tumbuhnya wirausahawan di Jatim. Foto/Ist.
A A A
BANYUWANGI - Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mendorong tumbuhnya wirausahawan atau entrepreneur muda di Jatim, dengan memberi ruang kreativitas dan inovasi.

Adanya ruang kreativitas dan inovasi tersebut, diaharapkan oleh orang nomor ssatu di Jatim ini, bisa mendorong generasi muda bisa meraih sukses sejak dini.

"Orang hebat itu penting, orang kuat itu penting, tapi keduanya akan dikalahkan oleh orang kreatif dan inovatif," kata Gubernur Khofifah saat menghadiri Festival Kebaya Banyuwangi Tahun 2019 di Gezibu Taman Blambangan, Banyuwangi, Rabu (24/42019) malam.

Khofifah mengatakan, salah satu bentuk dukungan tersebut adalah memberikan kemudahan dan izin bagi daerah-daerah yang ingin mengembangkan sektor entrepreneurship. Contohnya Banyuwangi yang ingin mengembangkan SMK kreatif, yakni SMK kopi dan SMK cokelat bagi para santri.

"Begitu pak bupati menyampaikan pengembangan SMK itu, saya langsung menelepon dan mengirim pesan via whatsapp kepada Kepala Dinas Pendidikan Jatim untuk segera mengeluarkan izinnya," katanya.

Gubernur wanita pertama di Jatim ini akan menjadikan SMK tersebut sebagai BLUD. Menurutnya, beberapa SMK yang sudah lebih dulu dijadikan BLUD ternyata mampu survive dan mendapatkan income. Jadi, model BLUD ini harus terus dibangun dan diperbanyak lagi agar kemandirian bisa diciptakan sejak usia muda.

"Kita memang sudah harus menyiapkan mereka yang memiliki talenta dan minat yang kuat di bidangnya, mereka harus diberikan ruang untuk tumbuh kembang dan bisa menuai sukses di usia muda," jelasnya.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya mengembangkan SMK cokelat dan SMK kopi karena prospeknya sangat baik. Sebab, baik cokelat maupun kopi sangat murah dan mudah didapatkan oleh para santri. Yakni untuk 1 kg kopi harganya hanya Rp17.000 sampai Rp20.000.

"Tapi begitu para santri diajari cara roasting kopi, mereka cepat sekali belajar dan menguasainya. Dan itu bisa dijual Rp100.000, jadi peningkatan value-nya cepat," katanya.

Sembari menunggu ijin dari Pemprov Jatim, pihaknya telah bekerjasama dengan Bank BUMN untuk menggelar pelatihan khusus jurusan cokelat dan kopi.

Menurut Anas, program pengembangan ekonomi kerakyatan lebih mempunyai peluang dan kesempatan dalam meningkatkan derajat kesejahteraan. Salah satunya dengan menumbuhkan pasar kuliner lokasl, serta menolak masuknya franchise-franchise kuliner dari luar negeri,

"Kita sedang mengembangkan kuliner tematik, misalnya arab street. Jadi pada malam tertentu kita tutup satu ruas jalan, kemudian di jalan itu digelar restoran masakan kaki lima yang khusus menyajikan masakan khas arab kelas satu. Ini sangat bermanfaat bagi rakyat yang tidak mampu menyewa tempat untuk membuka lahan," pungkasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8384 seconds (0.1#10.140)