Hadapi Era Industri 4.0, Program Double Track SMA Jadi Andalan

Rabu, 29 Agustus 2018 - 18:25 WIB
Hadapi Era Industri 4.0, Program Double Track SMA Jadi Andalan
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Saiful Rachman bersama Rektor ITS Surabaya, Joni Hermana, menandatangani kerjasama program double track untuk menghadapi industri era 4.0. Foto/SINDONews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Persaingan global di era industri 4.0, yang berfokus pada pendidikan vokasional harus dihadapi, dan disiapkan secara matang oleh para pelaku pendidikan.

Para pelaku pendidikan di Jawa Timur (Jatim), menjadikan program double track di tingkat SMA sebagai ujung tombak utama dalam menghadapi era industri 4.0.

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Saiful Rachman menuturkan, program double track SMA sengaja diberlakukan untuk mengatasi persaingan global di era industri 4.0.

Program ini, diharapkan dapat mengisi kekosongan terhadap proses industrialisasi di Jatim. Kekosongan tersebut, terlihat dari banyaknya peluang kerja industri di Jatim, yang sampai saat ini belum bisa terpenuhi kuotanya secara utuh.

Konsep pendidikan double track sendiri, diharapkan mampu meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, sekaligus mengurangi jumlah pengangguran yang ada.

"Pada program ini nantinya, sebanyak 8.296 siswa dari 75 SMA, dan MA, di 19 kabupaten/kota di Jatim akan mengikuti pelatihan keterampilan, yang akan dilaksanakan dua kali dalam seminggu," ujar Saiful, ketika ditemui di Gedung Rektorat ITS, Rabu (29/8/2018).

Ia melanjutkan, dalam prosesnya nanti tenaga ahli dari ITS akan diterjunkan ke beberapa sekolah untuk membimbing, dan membina para siswa. Dindik Jatim menargetkan program ini akan diikuti khususnya oleh siswa kelas XI.

"Karena siswa pada jenjang tersebut, sudah kami anggap cukup matang dalam hal menerima dua ilmu double track ini. Yakni, ilmu teori dan keterampilan, yang akan menjadi bekal kedepannya setelah lulus," ungkapnya.

Nota perjanjian antara Dindik Jatim, dengan ITS ini, nantinya akan membuka tujuh bidang keterampilan yang bisa dipilih dan diikuti oleh para siswa.

Bidang-bidang tersebut meliputi, tata boga, kecantikan, tata busana, otomotif ringan, multimedia, teknik elektronika, dan teknik listrik.

"Kami tidak membatasi mereka untuk harus memilih dalam bidang tertentu, biar mereka memilih sendiri sesuai minat dan bakatnya," ucap mantan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan, Provinsi Jatim ini.

Rektor ITS Surabaya, Joni Hermana menuturkan, ITS akan mendukung penuh program ini dengan melakukan kerja sama diberbagai industri dalam negeri.

Pada prosesnya nanti, salah satu pihak industri asal Jerman, juga akan tergabung dalam kerja sama program ini.

Kerja sama dengan berbagai industri ini diharapkan dapat membuat lulusan double track semakin berkualitas, serta bisa langsung disalurkan ke dunia kerja.

"Dalam arti, lulusan tersebut sudah mendapatkan jaminan pekerjaan, sertifikat, kemampuan, dan potensi yang dijamin oleh ITS," tegasnya.

Pria asal Bandung ini juga menambahkan, pihaknya akan memberi pembekalan penuh soal keterampilan yang berkaitan dengan tujuh bidang tersebut.

Dalam hal ini, ITS akan lebih fokus dalam pengembangan kurikulumnya dan bagaimana pelatihan tersebut dilakukan.

"Sistemnya kan ITS yang melatih sekaligus menjadi monitor keberhasilan program ini, tapi untuk fasilitas sarana dan prasarana, sekolah itu sendiri yang menyediakan," jelasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0137 seconds (0.1#10.140)