Makam Misterius 'Serang' Psikologis Anak Panti Villa Doa

Rabu, 26 Juni 2019 - 18:30 WIB
Makam Misterius Serang Psikologis Anak Panti Villa Doa
Makam misterius di Dusun Belor, Desa Kembang Belor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Foto/SINDOnews/Tritus Julan.
A A A
MOJOKERTO - Teror keberadaan makam misterius di Dusun Belor, Desa Kembang Belor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, juga menyerang psikis anak-anak sekitar makam.

(Baca juga: Makam Misterius di Dusun Belor, Teror Warga Jubel Mojokerto )

Salah satunya, anak-anak penghuni Vila Durian Doa Yatim Sejahtera. Rumah tinggal yang selama ini menjadi tempat jujukan anak-anak terlantar, kini menjadi mencekam.

Bagaimana tidak, lokasi makam ilegal itu hanya berjarak sekitar 500 meter dari Vila Durian Doa Yatim Sejahtera. Sementara di panti tersebut, ada puluhan anak-anak yang 'berlindung' dan menimba ilmu agama. Mayoritas, anak-anak yatim piatu yang tak mengetahui siapa orang tuanya.

Selasa (25/6/2019) satu lagi jenazah tak dikenal dimakamkan di pemakaman yang berstatus lahan milik warga Surabaya itu. "Di sini ada 67 orang balita lansia. 15 anak masih usia 1-8 tahun, 2 balita, dan 3 lansia. Sedangkan sisanya usia remaja sekitar 9-16 tahun," ujar Pengasuh Vila Durian Doa Yatim Sejahtera, Mukhidin, Rabu (26/6/2019).

Suasana riang di Vila Durian Doa Yatim Sejahtera itu mendadak sirna, setiap mobil ambulan pengangkut jenazah tiba di tempat pemakaman tak berizin itu. Anak-anak yang semula bermain dengan tenang, tiba-tiba membisu. Tak sedikit yang menangis karena ketakutan.

"Secara psikis memang kami sangat terganggu. Utamanya anak-anak yang masih kecil. Mau ke kamar mandi saja takut. Kalau yang sudah SMP dan SMK tidak begitu mempersoalkan. Karena mereka sudah remaja," imbuh Mukhidin.

Mukhidin pun terpaksa harus mengungsikan anak-anak tersebut sementara waktu. Bahkan, sudah kali ketiga ini, ia harus membawa anak asuhnya itu mengungsi ke tempat lain. Agar psikis mereka tak terganggu.

"Kemarin yang bulan Februari 2019 itu, mau saya ungsikan ke Dinas Sosial (Dinsos) setelah ada satu jenazah yang dikebumikan di makam itu. Tapi saya diminta sabar sama Kepala Dinsos. Akhirnya saya ungsikan ke Vila Putra di Dusun Mungkut, Bendungjati," jelasnya.

Kendati demikian, sejatinya Mukhidin pun tak mempersoalkan jika makam tersebut benar-benar dijadikan tempat pemakaman umum. Hanya saja, ia meminta agar status makam tersebut jelas. Selain itu janji akan adanya perumahan di lokasi tersebut benar-benar terealisasi.

"Sebenarnya saya tidak keberatan asalkan benar-benar mau dibangun perumahan. Karena dulu informasi yang saya terima awalnya mau dijadikan perumahan atau vila. Kami justru senang karena memiliki tetangga, karena jarak Vila dengan rumah warga memang jauh," terangnya.

Sementara itu, Koordinator Gudurian Mojokerto Imam Maliki, mengaku sudah mengetahui terkait polemik makam yang diduga belum mengantongi izin tersebut. Ia pun mendesak agar Pemkab Mojokerto segera mengeluarkan kebijakan terkait dengan keberadaan makam itu.

"Terlebih jika makam itu benar-benar bukan tempat pemakaman umum dan belum berizin, Pemkab Mojokerto harus menghentikan pemakaman di lokasi itu," ujar Imam kepada SINDONews.

Imam pun mengaku prihatin dengan lambatnya respon Pemkab Mojokerto dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Padahal, selama ini Vila Durian Doa Yatim Sejahtera merupakan patner Pemerintah dalam membantu anak-anak penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

"Harusnya Pemkab Mojokerto malu, karena selama ini anak-anak jalanan yang tidak punya identitas dan tempat tinggal juga dititipkan di sana. Kami mendesak agar Pemkab Mojokerto segera mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan kegiatan pemakaman sebelum ada kejelasan soal izin," tegasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3025 seconds (0.1#10.140)