Air Mata Abdullah Tumpah Saat Jenazah 4 Buah Hatinya Dimakamkan

Rabu, 24 Juli 2019 - 15:13 WIB
Air Mata Abdullah Tumpah Saat Jenazah 4 Buah Hatinya Dimakamkan
Abdullah (34) mencoba tegar menyaksikan prosesi pemakaman keempat anaknya. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
KOTA BATU - Abdullah (34) tetap berusaha tegar saat berada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Rabu (24/7/2019) siang.

(Baca juga: Empat Bersaudara Itu Dimakamkan Dalam Satu Liang Lahat )

Mengenakan jaket kombinasi warna hitam dan merah hati, bapak enam anak berperawakan sedang ini menatap nanar para penggali kubur yang sedang mencangkul tanah untuk makam keempat anaknya.

Dia berdiri hanya beberapa depa dari liang lahat yang sengaja dibuat jadi satu untuk empat jenazah anaknya. Matanya sembab, dan wajahnya nampak kuyu menahan lelah, sedih, dan duka mendalam.

Memilih tempat berdiri tepat di belakang para peziarah, Abdullah yang ditemani para kerabatnya lebih banyak diam. Sesekali saja, mulutnya berkomat-kamit membacakan doa yang begitu lirih.

Tak pernah dibayangkannya, empat buah hatinya, yakniRahma Ramadhani (10), Na’illah Fathinah Sholihah (9), Anisa Dzahro (7), dan Naufal Nasrulloh (6), begitu cepat meninggalkannya akibat peritiwa kebakaran maut pada Selasa (23/7/2019) malam, saat listrik di rumah kontrakannya padam.

Luka di kakinya, akibat terjatuh saat berusaha menyelamatkan diri dari peristiwa maut itu, tidak lagi dirasakannya. Bapak muda yang sehari-hari berdagang makanan kecil ini, tetap beridir tegak untuk memberikan penghormatan dan doa untuk jenazah para buah hatinya.

Kenangan-kenangan manis saat mereka berkumpul bersama di rumah, bermain dan belajar, serta menikmati hari-hari bersama, tentunya akan menjadi cerita abadi sang bapak.

"Terimakasih doanya," ucapnya singkat, saat SINDOnews.com, menghampirinya, dan mengucapkan rasa turut berduka cita. Jabat tangannya begitu erat, seperti kawan lama yang sudah lama tidak berjumpa.

Dia juga sempat menurutkan, kalau istri dan kedua anaknya yang selamat dari kejadian maut tersebut, kini tinggal di Yayasan Ar Rohmah, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

"Sementara kami berada di sana (Yayasan Ar Rohmah), sampai ada kepastian dari polisi terkait tempat tinggal kami yang terbakar," ujarnya, dengan tatapan mata yang begitu nanar.

Dia berjalan pelan, menyusuri jalan setapak di antara nisan-nisan putih yang berjajar rapi. Kepalanya kian dalam menunduk, dan terus berusaha merapal doa untuk empat buah hati yang kini hidup damai abadi.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4940 seconds (0.1#10.140)