Cerita Tragis Korban Q-NET, Dari Jual Sapi Hingga Terjerat Utang

Jum'at, 06 September 2019 - 09:37 WIB
Cerita Tragis Korban Q-NET, Dari Jual Sapi Hingga Terjerat Utang
Kapolres Lumajang, AKBP Muhammad Arsal Sahban berdialog dengan para korban bisnis Q-NET. Foto/Ist.
A A A
LUMAJANG - Bos Q-NET berinisial MK (48) berhasil dibekuk Tim Cobra Polres Lumajang. Warga Desa Singgahan, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, kini mendekam di tahanan.

(Baca juga: Tim Cobra Ungkap Kasus Money Game di Kabupaten Lumajang )

MK merupakan salah satu orang penting dalam bisnis Q-Net. Bahkan banyak ditemukan video di youtube dengan konten ajakan MK untuk bergabung di Q-NET. Dimana ajakan tersebut memberikan iming-iming pasti menjadi orang kaya.

Ternyata yang terjadi adalah sebaliknya, banyak korbannya terpengaruh ingin kaya, tapi malah buntung. Bahkan ada yang sampai menjual sawah, menjual sapi, serta ada pula yang sampai harus berutang kepada rentenir.

Salah satu korban, Muhammad Deni (19) warga Desa Tanggung, Kecamatan Padang, Kabupaten Lumajang, menceritakan di tempat penampungan mereka hanya makan nasi dan garam.

"Di sana saya hanya dikasih makan nasi sama garam pak. Kami selalu diawasi sama senior, makanya pada malam hari saya lompat melalui jendela bersama teman saya. Karena tidak punya uang, saya naik truk hingga Lumajang," ungkap Deni.

Lain lagi yang dialami oleh Sariono (54) warga Desa Kalisemut, Kecamatan Padang, Kabupaten Lumajang. Dirinya sampai meminjam uang ke rentenir agar anaknya, Taufik (18) bisa ikut bisnis di Q-Net.

"Saya sampai pinjem ke rentenir pak. Ini demi anak saya. Katanya bisa membuat anak saya kaya. Sekarang saya dikejar sama rentenir, sampai sekarang ternyata anak saya juga tidak kaya," ujarnya kepada Kapolres Lumajang, AKBP Muhammad Arsal Sahban.

Zainul (19) warga Desa Kalisemut, Kecamatan Padang, Kabupaten Lumajang, yang turut menjadi korban bisnis Q-NET mengungkapkan, sampai menjual sapi milik orang tuanya agar bisa bergabung di Q-Net.

"Ya bagaimana pak, saya ingin punya kerja. Ya terpaksa saya jual sapi milik bapak di rumah. Sekarang saya bingung pak harus bagaimana, uang saya hilang," katanya

"Mereka di cuci otak sedemikian rupa, sehingga meyakini bahwa mereka akan sukses di kemudian hari dengan diiming-imingi akan memiliki mobil mewah bahkan rumah mewah hanya dalam tempo singkat," ujar Arsal.

Tanpa disadari, mereka terperangkap dalam satu bisnis money game dan ikut terlibat dalam menipu teman-temannya. Bahkan mereka juga berani memaksa orang tuanya mengirim sejumlah uang, meskipun mereka sadar uang tersebut sangat sulit didapatkan oleh orang tuanya.

"Banyak dari mereka yang menjual sapi, menjual sawah, motor bahkan meminjam uang ke rentenir, hanya karena tergiur penawaran bisnis ini," terang Arsal.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 7.4424 seconds (0.1#10.140)