Pasien Terima Salep Kedaluwarsa, Kepala Puskesmas Akui Teledor

Kamis, 12 September 2019 - 16:02 WIB
Pasien Terima Salep Kedaluwarsa, Kepala Puskesmas Akui Teledor
Kepala Puskesmas Jetis dan petugas kesehatan saat menyerahkan salep pengganti ke rumah pasien.Foto/SINDONews/Tritus Julan
A A A
MOJOKERTO - Pihak Puskesmas Jetis, mengaku teledor terkait adanya pasien yang menerima salep kedaluwarsa. Meski demikian, salep yang diberikan tidak terlalu berbahaya.

(Baca juga: Berobat ke Puskesmas, Warga Mojokerto Diberi Salep Kedaluwarsa )

Menurut Kepala Puskesmas Jetis, Dadang saat dikonfirmasi melalui sambungan ponselnya, menyebutkan, jika salep kadaluwarsa yang diterima beberapa pasien asal Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis, Mojokerto itu tidak begitu berbahaya.

"Obat luar (salep gatal) itu kan tidak begitu membayakan jika dibandingkan dengan obat minum. Tapi kami kan mencari amannya. Jadi langsung kami ganti. Apalagi belum sempat digunakan," kata Dadang, Kamis (12/9/2019).

Dadang menganggap, adanya pasien yang mendapat salep kedaluwarsa itu bukan merupakan unsur kesengajaan. Dia mengaku, selama ini sudah berusaha melakukan pengecekan masa pakai obat serta pelayanan kesehatan di Puskesmas Jetis.

"Tiap hari kami berikan imbauan untuk hati-hati dalam memberikan pelayanan. Tapi maaf saya kan baru sebulan menjabat. Saya sedang penataan dan kemarin itu sudah saya tata, mulai alkes dan obat-obatan. Tapi kok kebetulan ada satu dua yang ketelisut," jelasnya.

Pengecekan itu, lanjut Dadang, selalu dilakukan secara berkala. Mulai 1 bulan, 3 bulan serta 6 bulan sekali. Apalagi Puskesmas Jetis merupakan salah satu fasilitas kesehatan pelat merah yang sudah terakreditasi. Sehingga, pengawasan melekat selalu dilakukan.

"Kita ada tim audit internal, karena kami sudah terakreditasi. Pengecekan rutin dari Dinas (Kesehatan) juga ada. Biasanya dilakukan supervisi, tapi saya tidak hafal berapa bulan sekali di supervisi," terangnya.

Dadang pun kembali memastikan jika pemberian salep expired kepada pasien itu sudah ditindaklanjuti. Yakni dengan mengganti langsung salep ke rumah pasien. Pihaknya memastikan, kejadian tersebut tak akan kembali terulang.

"Hari ini juga sudah ada supervisi dari Dinkes. Kedepan saya pastikan itu tidak akan terjadi. Karena itu tadi, kami sudah melakukan pengecekan secara berkala," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah pasien mengeluhkan kualitas obat yang diberikan Puskesmas Jetis, Kabupaten Mojokerto. Sebab, pasien diberikan salep gatal-gatal yang sudah kedaluwarsa.

Salah satu pasien penerima salep gatal kedaluwarsa itu yakni Suher Wati (33), warga Dusun Sumberwuluh, Desa Lakardowo. Bahkan, salep yang diterima untuk pengobatan gatal anaknnya itu sudah expired sejak September 2018.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5314 seconds (0.1#10.140)