Inilah Kisah Sukijan, Penjahat Ulung di Onderdistrik Bangilan

Kamis, 31 Januari 2019 - 05:02 WIB
Inilah Kisah Sukijan, Penjahat Ulung di Onderdistrik Bangilan
Sukijan, Penjahat Ulung di Onderdistrik Bangilan.Foto/Ilustrasi
A A A
Ada kisah menarik dari Bangilan, Tuban, Jatim. Adalah Sukijan, penjahat ulung yang 'bertobat' menyerahkan diri lalu dijadikan opas atau agen polisi.

Hal ini berawal saat Soetardjo Kartohadikoesoemo, seorang pamong praja, ditempatkan bertugas sebagai asisten wedana di Onderdistrik Bangilan, Tuban, tahun 1921. Sebelumnya, Soetardjo bertugas di Onderdistrik Sambong, Rembang.

Saat Soetardjo pamitan, residen Rembang mengatakan kepada Soetardjo bahwa Bangilan adalah daerah yang sulit dan sulit. Kriminalitas pun tergolong tinggi. Namun, dengan kepemimpinannya yang keras, tidak kejam, dan penuh kasih sayang, Soetardjo bisa menekan kriminalitas di daerah tersebut. Banyak penjahat yang ditangkap, lalu dihukum setimpal dengan kejahatan yang dilakukan.

Suatu malam, kala Soetardjo tidur nyenyak, sang istri memberi tahu dan berbisik bahwa ada suara ketokan di pintu belakang rumahnya. Soetardjo langsung menuju pintu belakang. (Baca juga: Cerita Tan Malaka 'Palsu', yang Sempat Ditangkap di Mojokerto)

"Siapa itu?" tanya Soetardjo. Dari balik pintu, terdengarlah jawaban. "Dalem ndoro, dalem Sukijan."

Sukijan adalah seorang penjahat ulung yang bertahun-tahun jadi buronan polisi. Dia didakwa melakukan berbagai kejahatan seperti perampokan, pembunuhan, dan pencurian hewan.

Soetardjo lalu menanyakan apa maksud kedatangan Sukijan. Sang tamu menjawab ingin menghadap. Soetardjo kemudian membuka pintu dan keluar. Di hadapannya tampak Sukijan yang berbadan tegap, duduk bersila di atas tikar dari bambu. Sukijan memberi sembah.

Soetardjo lalu kembali menanyakan maksud kedatangan Sukijan. "Ngaturaken pejah gesang (mati hidup)," jawab Sukijan.

"Jadilah orang baik-baik. Suka kamu?" tanya Soetardjo, lalu dijawab sanggup oleh Sukijan. (Baca juga: Prostitusi di Indonesia, Ini Sejarahnya dari Masa ke Masa)

Soetardjo lalu berkata bahwa Sukijan akan dijadikan opas (agen polisi). Sempat terperanjat, Sukijan mengucapkan terima kasih.

Singkat cerita, Sukijan dibawa Soetardjo ke pendopo. Sejumlah polisi yang berjaga di pendopo terkaget saat melihat Sukijan berjalan bersama Soetardjo. Ada yang berteriak 'ambil rante'. Tapi, Soetardjo meyakinkan bahwa Sukijan akan menjadi orang baik.

"Itulah teman-temanmu. Duduklah di situ. Mulai sekarang kami akan menjaga keselamatan onderdistrikku," kata Soetardjo kepada Sukijan. (Baca juga: Mengenal Surabaya, dan Liku-liku Prostitusi Tersohor)

Kabar tentang 'bertobatnya' Sukijan pun tersebar. Dan, akhirnya, banyak buronan yang menyerahkan diri kepada Soetardjo, lalu di antara eks orang nakal itu diusulkan untuk diangkat menjadi agen polisi dan mengisi jabatan lainnya. Angka kejahatan pun berangsur turun.

Sumber:
Setiadi Kartohadikusumo, Soetardjo: Pembuat "Petisi Soetardjo" dan Perjuangannya. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2450 seconds (0.1#10.140)