Kelelahan, 2 Ketua KPPS di Bekasi Meninggal Dunia

Jum'at, 19 April 2019 - 15:17 WIB
Kelelahan, 2 Ketua KPPS di Bekasi Meninggal Dunia
Dua Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kota Bekasi meninggal dunia setelah melakukan proses pemungutan dan penghitungan suara pada Rabu 17 April 2019. Ilustrasi/SINDOnews
A A A
BEKASI - Dua Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS di Kota Bekasi, Jawa Barat (Jabar), meninggal dunia.

Hal itu terjadi setelah melakukan proses pemungutan dan penghitungan suara pada Rabu 17 April 2019. Satu di antaranya, Ahmad Salahudin (43), tewas mengenaskan tertabrak truk setelah melakukan penghitungan suara di TPS 81 Kranji. (Baca juga: Diduga Kecapekan, Ketua KPPS di Blitar Meninggal Dunia)

Sedangkan Fransikus Asis Ismantara, 53, tewas karena kelelahan setelah menjadi Ketua KPPS 31, RT 7/2, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi. Korban Ismantara meninggal dunia di RS Saint Elisabeth Rawalumbu, Jumat (19/4/2019) pukul 04.40 WIB. Sebelumnya, korban ambruk karena kelelahan.

Maria Yuli (42), adik Ismantara mengungkapkan, kakaknya kurang tidur atau kelelahan seusai menjalankan tugas sebagai Ketua KPPS. "Dokter bilang ini kena serangan jantung, memang kakak saya ada riwayat sakit jantung, 10 tahun lalu sempat di rawat juga. Faktornya ya itu karena kurang tidur dan istirahat," katanya.

Maria menceritakan, Ismara sebelum meninggal sempat menyelesaikan pemungutan dan penghitungan suara pada pukul 02.00 WIB. Setelah mengurus penyelanggaraan Pemilu 2019, kakaknya juga ikut membantu persiapan perayaan Kamis Putih dan Jumat Agung di Gejera Katholik Santo Arnoldus Janssen, Bekasi Timur. (Baca juga: Lagi, Anggota KPPS Meninggal Dunia saat Pemilu)

"Jadi dia orangnya aktif, beres KPPS Kamis paginya ikut bantu persiapan Kamis Putih di Gereja dan ikut hadir perayaannya," ujarnya. Selepas pulang Kamis Putih, pada malam harinya saat hendak tidur. Ismantara mengeluhkan sakit pada bagian dadanya dan meminta istrinya dan anaknya memijatnya.

"Dikira seperti masuk angin biasa saja, beliau minum tolak angin sama minta dikerokin istrinya. Tapi malah semakin parah kakinya dingin pucat juga mukanya," ungkapnya. Melihat keadaan Ismantara seperti itu, pihak keluarga ingin membawanya ke rumah sakit tetapi Ismantara menolaknya.

Namun pada pukul 03.00 WIB, kondisi Ismantara sudah memburuk dan dibawa kerumah sakit dan masih mendapatkan perawatan. Sayangnya, korban meningal dunia pukul 04.00 WIB. Saat ini, Ismantara meninggalkan istri dan dua orang anak. Korban dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pedurenan.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5282 seconds (0.1#10.140)